
Ketika kamu memutuskan untuk berbisnis, maka salah satu tujuannya adalah membuat bisnis tersebut bisa bertahan dalam jangka panjang. Kamu tidak ingin hanya ingin viral sebentar, lalu menghilang, kan? Nah, mempelajari landscape digital ads, akan sangat membantumu untuk memungkinkan hal tersebut.
Perlu digarisbawahi, saat ini perputaran dalam bidang digital bisnis ini sangat cepat, termasuk dalam aspek beriklan. Trennya pun juga bisa berganti dalam jangka waktu yang singkat pula. Jadi, kamu jangan sampai berpuas diri jika merasa teknik yang ada sekarang cukup berhasil,
Untuk membantumu lebih memahami salah satu aspek digital marketing ini, mari simak ulasan di bawah!
Tren Landscape Digital Ads saat Ini

Setiap tahunnya, tren penggunaan internet maupun media sosial di Indonesia terus mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat jelas ketika kamu sering mengecek data-data statistik mengenai aspek tersebut.
Misalnya saja mengenai media sosial yang populer di Indonesia. Berdasarkan data survey dari We Social pada 2023 lalu, WhatsApp dan Instagram masih merajai media sosial favorit kebanyakan penduduk.[1]
TikTok yang beberapa tahun ke belakangan belum pernah masuk ke peringkat lima teratas, di tahun 2023, kini malah sudah melesat jauh ke peringkat empat.
Kamu juga perlu memperhatikan mengenai durasi jika ingin memanfaatkan setiap media sosial tersebut. Mengingat waktu rata-ratanya cukup banyak, maka kesempatan kamu untuk beriklan ke sana sangat besar. Apalagi jika sudah tertarget.
Namun di sisi lain, naiknya pertumbuhan pada media sosial, terutama TikTok, ternyata berdampak juga terhadap e-commerce. Sebab pada tahun 2022 lalu target transaksi pada e-commerce tidak tercapai karena ada platform social commerce, seperti TikTok, Instagram, WhatsApp, dan lainnya. [2]
Tahun 2023 lalu pun hasilnya masih tidak mencapai perkiraan Bank Indonesia, di mana lembaga ini menargetkan nilai transaksi bisa mencapai Rp533 triliun. Faktanya, total transaksi yang tembus hanya sebanyak Rp477 triliun [3]
Pentingnya Memahami dan Menerapkan Landscape Digital Ads

Berdasarkan fenomena di atas, bisa kamu lihat bahwa sebagai pebisnis tidak bisa fokus berinvestasi pada satu platform saja. Kamu dituntut untuk jeli melihat perkembangan tren yang berlangsung, sekaligus mencoba beradaptasi dengan berbagai perubahan tersebut.
Dalam hal ini, fokusnya lebih ke TikTok, sebab perkembangannya yang berubah sebagai tempat belanja online ternyata bisa memberikan perubahan cukup besar dalam kultur konsumen Indonesia.
Terlihat dari data-data di atas, yang memperlihatkan bahwa kehadiran media sosial sekaligus e-commerce dapat memengaruhi platform lainnya.
Mengikuti dengan arus dan tren dalam berbisnis memang bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Jika mampu beradaptasi, maka peralihan tersebut pun sebenarnya tidak terlalu sulit.
Contohnya adalah beberapa klien Griity yang awalnya berfokus di Shopee. Namun setelah berdiskusi dengan kami, akhirnya mereka juga beralih ke TikTok untuk mengikuti kultur baru. Peralihan konsumen mereka ke TikTok pun ternyata cukup lancar, malah bisa menambah konsumen baru.
Namun, jangan pernah meninggalkan salah satu channel. Sebab kamu pasti tahu mengenai permasalahan TikTok Shop yang sempat ditutup oleh pemerintah. Nah, jika hanya fokus ke sana tanpa support dari tempat lain, kamu akan kelimpungan sewaktu ada hal tak terduga terjadi.
Penyebab Banyak Bisnis Telat Menggunakan TikTok

Meskipun TikTok Shop telah buka kembali, beberapa owner mungkin masih ragu masuk ke sini. Ini beberapa alasan yang masih membuat pebisnis ragu menggunakan TikTok lagi:
1. Butuh Investasi Besar untuk Tim
Karena formatnya video, brand harus menggunakan beberapa jasa tambahan, seperti model, editor video, host, dan lainnya. Jadi “keribetan” dan faktor budget dalam aspek ini membuat beberapa orang masih enggan menggunakannya
2. Terlalu Fokus pada Channel yang Menghasilkan Sales
Dengan penjualan di platform tertentu yang masih lancar, hal ini kadang membuat brand enggan pindah. Padahal tren selalu mengalami perubahan.
3. TikTok yang Fokus ke Produk Murah
Bisnis dengan produk harga cukup mahal merasa bahwa konsumen di platform ini hanya fokus mencari produk yang murah. Padahal seiring berjalannya waktu, konsumen TikTok pun juga sudah lebih beragam, sehingga banyak produk yang bisa masuk ke sini
Maka, dengan beberapa poin pembahasan sebelumnya, kamu selaku bisnis owner harus mampu membaca tren dan berinvestasi sebelum telat. Lalu, pastikan memasukkan TikTok ke salah satu list channel, karena aplikasinya sedang bertumbuh pesat.
Jika ingin mendapatkan performa bisnis yang bagus tanpa harus mempelajari semuanya dari awal, kamu bisa menggunakan jasa agensi ads Griity. Beberapa jasa yang tersedia adalah full-stack growth, marketplace ads, serta performance marketing.
Dengan begitu, sembari memahami digital ads sendiri, kamu bisa mendapatkan bantuan dini untuk berkembang. Hubungi jasa pasang iklan dari Griity sekarang!